BERKAT TAK TERDUGA-DUGA

~ 709 Views

Manajer restoran sampai harus menghampiri ulang dan menyanyakan kepada pria yang baru memberikan tip. “Memang betul, tipsnya USD 16.000 (sekitar Rp 231.030.768),” katanya sambil tersenyum sendiri seperti dilansir UPI (23/6).

Padahal, pria yang tak disebutkan identitasnya itu cuma habis USD 37,93 (sekitar Rp 547.691) untuk makan di Stumble In Bar and Gril, Londonderry, New Hampshire, Amerika Serikat, tersebut. Dia memesan dua chilli dogs, fried pickle chips, dan beberapa koktail.

Dia juga bukan pelanggan reruler di restoran tersebut. Tip itu berbentuk statemen kartu kredit. Kasir yang kali pertama melihatnya langsung terbelalak.

“Bapak, serius ini?” tanya si kasir.

“Iya, kalian sudah bekerja keras,” katanya.

Para pelayan sampai kompak menemui si pria misterius untuk menyampaikan terima kasih. Tip tersebut dibagi merata untuk delapan pelayan yang bekerja malam itu plus juru masak.

Berita yang saya baca setelah pulang jalan-jalan pagi di kolom ‘Nyata Adanya’ (JP, 25/6/2021) ini menggenapi doa atau ucapan yang sering kita dengar “berkat tak terduga-duga”. Apakah Anda pernah menguncapkan hal itu baik kepada teman maupun doa secara khusus kepada Tuhan? Siapa tahu Anda mendapatkan apa yang Anda ucapkan dengan iman dan doa yang penuh rasa percaya.

Saya pernah mendapatkan berkat tak terduga-duga itu mulai dari makanan sampai laptop. Bukan besar dan kecilnya berkat itu, tetapi cara saya memperolehnya pun sungguh tak terduga-duga. Saya kasih contoh tiga saja yang terjadi bertahun-tahun yang lalu tetapi terasa seperti baru kemarin sore.

Pertama, suatu kali saya sedang menginginkan makanan tertentu. Tiba-tiba saja seorang ibu mengirim pesan, “Pak Xavier, saya baru saja masak dan ingat Bapak. Sopir saya menuju ke rumah Bapak mengantar makanannya. Tunggu ya.” Masakan yang ibu itu kirim persis dengan yang saya inginkan.

Kedua pakaian tidur. Setelah bertahun-tahun tidak membeli atau dibelikan pakaian tidur oleh istri saya, piyama saya mulai usang. Saya tidak keberatan karena semakin usang semakin enak dipakai kan? Seperti daster usang milik ibu-ibu he, he, he. Kemudian saya mengobrol dengan seorang teman dan entah bagaimana pembicaraan kami bisa sampai kepada piyama. Sore harinya, saya mendapat kiriman piyama dari orang yang sama sekali tidak tahu kondisi piyama saya dan pembicaraan saya dengan teman tadi. Misterius bukan? Bukan! Karena Tuhan Mahatahu.

Ketiga, laptop. Personal computer di rumah saya rusak. Untuk memperbaikinya butuh uang yang tidak sedikit. Penjualnya bahkan mengatakan untuk menjualnya saja karena biaya perbaikan lumayan banyak. “Apa tidak lebih baik beli baru saja?” sarannya. Siang harinya, seorang sahabat lama saya mengajak saya makan siang di sebuah pusat perbelanjaan. Sambil jalan menuju tempat parkir, dia mampir untuk melihat pameran laptop. Dia membeli satu. Saat menurunkan saya kembali ke kantor, dia serahkan laptop baru itu untuk saya. Sungguh-sungguh surprise!

Apa yang saya rasakan? Iman saya makin diteguhkan bahwa Tuhan itu sungguh nyata dan memenuhi kebutuhan kita tepat pada waktunya? Anda sudah mendengar kisah saya, saya rindu mendengarkan kisah Anda sendiri. (Xavier)